Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 20 Maret 2014

GAYA "CLASSIC" PARA PARPOL

Pemilihan Umum alias “pemilu” akan diselenggarakan pada tahun ini, tepatnya pada tanggal 9 April 2014. Seluruh warga negara Indonesia dari sabang sampai merauke, didalam maupun diluar negeri, laki-laki ataupun perempuan, akan menggunakan “hak politik”-nya untuk memilih calon legislatif “caleg” yang akan menduduki jabatan sebagai “wakil rakyat” di tingkat DPD, DPRD, & DPR, serta puncaknya adalah pemilihan presiden/pilpres yang akan diselenggarakan sekitar bulan Juni mendatang. Pastinya mereka para pemilih haruslah WNI yang berusia diatas 17 tahun, memiliki KTP serta terdaftar didalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di KPU setempat.

Pemilu tahun ini bisa dibilang lebih “irit” dibanding pemilu tahun lalu, karena hanya ada 15 partai politik (parpol) yang lolos untuk memperebutkan kursi sebagai anggota legislatif di Indonesia. 12 merupakan parpol nasional dan 3 merupakan parpol lokal/daerah. Mereka berlomba-lomba menarik simpati rakyat demi memenangkan pemilu guna mencapai target kursi legislatif yang diinginkan. Kampanye terbuka mulai dilaksanakan dari tanggal 16 Maret kemarin s/d 5 April mendatang. Yang menjadi sorotan saya adalah gaya kampanye para parpol yang terkesan “classic” alias nggak berubah dari tahun ke tahun.

Kenapa “classic” ?? karena saya perhatikan dari tahun ke tahun, kampanye terbuka parpol identik dengan : >> Panggung/mimbar besar nan megah, diisi dengan orasi & penyampaian visi misi parpol tsbt yang biasanya dilakukan oleh “jurkam”/juru kampanye parpol masing-masing, selain itu hiburan yang “monoton” seperti pentas musik dangdut yang menampilkan artis ibukota selalu mewarnai kampanye terbuka para parpol, padahal hiburan seperti itu saya rasa kurang pantas, mengingat banyak nya anak-anak yang diikutsertakan dalam kampanye. >>Atribut kampanye seperti kaos, sticker, poster, gantungan kunci, kalender,dsb dengan design yang “serupa tapi tak sama” itu pun seakan menjadi atribut wajib dalam mengikuti kampanye para parpol. Tak ketinggalan, >>“Spanduk & Baliho” dengan berbagai macam ukuran akan turut hadir menghiasi setiap sudut kota, yang lagi-lagi design nya “nggak” jauh-jauh dari design atribut kampanye lainnya yang berisikan nama, no.urut, & slogan parpol caleg tsb.

Menurut saya pribadi, seharusnya gaya “classic” tsbt bisa diganti dengan cara yang lebih “kreatif”, yang tentunya akan lebih banyak mengundang minat masyarakat dari kalangan luas untuk berpartisipasi aktif dalam kampanye terbuka. Misalnya saja, acara panggung yang biasanya diisi dengan pementasan musik dangdut diubah menjadi pementasan “tarian & kesenian” khas masing-masing daerah. Lalu untuk “design atribut” parpol yang identik dgn “serupa tak sama” ada baikknya menggaet kaum muda yang berjiwa kreatif & inovativ untuk mendesign setiap atribut masing-masing parpol. Ini bertujuan agar atribut parpol bisa diterima oleh semua kalangan & tidak terkesan “monoton” antara parpol yang satu dengan yang lainnya. Untuk “spanduk & baliho” sebaiknya dibuat dalam bentuk “e-poster & e-banner” agar bisa dipasang di media komunikasi masing-masing parpol seperti Facebook, Twitter, Web, dll. Ini akan jauh lebih ekonomis dan menghemat bahan baku yang bisa merusak “lingkungan”.


Tak ada yang salah memang dengan gaya “classic” yang digunakan oleh para parpol tsb, selain cukup efektif untuk mendulang suara rakyat dari “kalangan tertentu”, gaya classic tsbt bisa memberikan “rezeki nomplok” bagi para pengusaha percetakan. Hanya saja, menurut saya jika ada cara lain yang lebih “kreatif” dan bisa menarik lebih banyak minat masyarakat dari “berbagai kalangan” untuk ikut bertartisipasi dalam kampanye terbuka,  why not ?? J

Selasa, 04 Maret 2014

HAKIM = WAKIL TUHAN !

Beberapa waktu belakangan ini sedang ramai diberitakan oleh media tentang seleksi calon hakim ketua Mahkamah Konstitusi (MK), mereka yang mencalonkan diri sebagai hakim tersebut akan memperebutkan 2 kursi hakim di Mahkamah Konstitusi. Dari informasi yang saya lihat di media, saat ini ada 11 calon hakim yang diajukan oleh komisi III DPR untuk mengikuti tes kelayakan yang akan diuji oleh “tim pakar”, ke-11 calon hakim ini merupakan orang-orang dengan kualitas pendidikan yang sangat “menakjubkan”, ini terlihat jelas dari gelar pendidikan yang tertera “sebelum & sesudah” nama mereka, selain itu beberapa calon hakim yang berprofesi sebagai Rektor, Dekan, & Dosen, makin meyakinkan diri saya akan intelektual yang mereka miliki, tentunya dalam bidang hukum.

Tapi apa gelar pendidikan & intelektual saja cukup ? tentu saja tidak, menurut saya kriteria seorang hakim dalam membuat keputusan yang akan memberikan dampak bagi konstitusi negara ini, tidak bisa hanya dinilai dari kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi harus dinilai juga dari Emotional Question (EQ) & Spritiual Question (SQ), kenapa demikian ?. Menjadi seorang hakim yang memutus sebuah perkara tentu bukan hal yang mudah, tekanan dari beberapa pihak pastinya mewarnai putusan-putusan yang telah diambil, disinilah kecerdasan emosional (EQ) seorang hakim dibutuhkan, ia harus mampu mengelola emosinya agar tidak terbawa oleh arus tekanan-tekanan yang dihadapi, yang bisa menggoyahkan keputusan yang telah diambil.

Selain Emotional Question (EQ), Spiritual Question (SQ) juga sangat diperlukan oleh seorang hakim. Jika hakim tersebut memliliki SQ yang matang ia akan memiliki prinsip bahwa jabatan sebagai seorang hakim merupakan “amanah” dari Tuhan YME, dimana segala keputusan yang diambil olehnya akan “dipertanggung jawabkan” kembali di hadapan Tuhan YME. Jadi ia tidak akan main-main dalam mengambil sebuah putusan perkara dan akan bersungguh-sungguh dalam pekerjannya.

Untuk saya pribadi, seorang hakim dimata saya sama saja dengan “Wakil Tuhan”, karena ia merupakan orang yang pertama kali mengadili orang-orang yang melanggar hukum di dunia, (tentu nya sebelum diadili di pengadilan sesungguhnya di akhirat nanti). Sebagai “wakil tuhan” tentunya ia menjadi sorotan di masyarakat luas, tidak hanya putusan yang ditetapkan oleh nya, tetapi sikap & perilakunya juga tak akan luput dari perhatian masyarakat.

Jadi wajar sajalah jika “tim pakar” kesulitan menemukan “wakil tuhan” yang tepat untuk mengisi kekosongan kursi di Mahkamah Konstitusi, mengingat kredibilitas mereka dipertaruhkan dalam menentukan “wakil tuhan” tsb, ditambah kejadian beberapa waktu lalu tentang adanya dugaan penyuapan yang melibatkan salah satu hakim MK dalam pemilu disalah satu daerah di Indonesia sempat mencoreng wajah MK dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas lembaga konstitusi tertinggi di negara ini. Tapi saya yakin, dari sekian banyak pakar hukum di Indonesia pasti ada yang diberikan kepercayaan oleh Tuhan YME untuk menduduki “jabatan” sebagai “wakil-Nya” di dunia, untuk menegakkan “keadilan & kebenaran” dalam carut-marutnya permasalahan hukum di Indonesia.

Siapa dia ?? entahlah, sebagai masyarakat biasa kita hanya bisa menunggu “wakil tuhan” tsb menampakan jati dirinya, tapi kapan ia akan datang ?? bisa saja besok, atau lusa, atau mungkin minggu/bulan depan, kita tak pernah tahu itu semua rahasia Tuhan YME. J

Sabtu, 01 Februari 2014

Ayo ke Museum !

Apa yang terlintas di fikiran kalian ketika mendengar kata “musueum” ? kotor, angker, kuno, tak menarik, dsb. Iya kann ?. kenapa gue bisa tau ? karena setiap kali gue mengusulkan untuk berkunjung ke musueum, sama temen-temen gue pasti ditolak “mentah-mentah”, dengan alasan seperti yang gue tulis diatas. Kenapa sih kalian itu selalu mikir kalau musuem itu kuno, angker, nggak menarik, dsb. Hey ! “don’t judge book by cover”, sama halnya kaya buku, museum juga jangan dilihat dari luarnya saja dong, lihat dulu sejarah dibangunnya museum tersebut, terus coba deh masuk ke museum itu, harga tiket nya juga nggak akan menguras kantong kalian, paling berkisar antara Rp.2.000 – Rp.10.000 bahkan ada loh museum yang membebaskan biaya masuk alias “gratis”, terus biasanya nih museum itu letaknya nggak terlalu jauh dari stasiun, halte bus, halte trans jakarta, ataupun dengan tempat wisata lainnya, intinya kalian nggak bakal sulit buat nemuin akses ke suatu museum di Jakarta, tapi yang sulit itu menyediakan waktu luang buat ke museum, iyaa kann ?

Well, gue pribadi awalnya juga nggak terlalu tertarik sama museum, kalo di ingat-ingat, terkahir kali gue berkunjung ke museum itu waktu gue masih duduk dikelas 2 SMP, bisa kebayang udah berapa lama gue nggak berkunjung ke museum. Sampai akhirnya waktu itu gue ke toko buku dan menemunkan satu buku yang berjudul “Panduan Sang Petualang 47 MUSEUM JAKARTA” karya Edi Dimyati, agak tertegun juga gue waktu baca buku karya beliau tsbt, ternyata Jakarta yang kita kenal dengan Kota Metropolitan, menyimpan 47 bangunan eksotis dan beberapa diantaranya merupakan saksi bisu sejarah bangsa kita. Sejak saat itu gue mulai hobi jalan-jalan ke Museum, dimulai dari kawasan Kota Tua yang diapit oleh 5 musuem sekaligus (Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang, Museum Fatahilah, & Museum Seni Rupa & Keramik), terus ke Musuem Sumpah Pemuda di daerah Kramat, ke Museum Indonesia & Museum Purna Bakti Petiwi yang letaknya di TMII, lanjut ke Museum Tekstil di Tanah Abang, dan yang terakhir baru-baru ini gue mengunjungi Museum Nasional yang letaknya tepat di depan Halte Monumen Nasional alias MONAS.

Kalau menurut kalian museum itu udah ketinggalan jaman, kalian salah guys !, gue berani bicara begitu karena gue udah ngebuktiin (meskipun belum semua museum gue kunjungi) kalo musuem saat ini udah mulai melakukan banyak perubahan, misalnya dari segi fasilitas ada salah satu museum yang menyediakan layanan WIFI gratis untuk para pengunjung, mushola yang nyaman, toilet yang bersih, lahan parkir yang memadai, penataan koleksi yang tersusun rapih & menarik, toko souvenir, taman-taman yang terawat, selain itu ada juga loh museum yang menyediakan fasilitas untuk pelatihan, misalnya di Museum Tekstil ada pelatihan pembuatan kain batik, lalu di Musueum Seni Rupa & Keramik juga da pelatihan pembuatan “gerabah”, ada juga museum yang sudah menggunakan “Lift & Eskalator”, nggak hanya di Mall aja kan yang pake fasilitas semacam itu.


Nggak percaya ? oke, gue saranin weekend kali ini coba deh kalian berkunjung ke salah satu museum yang ada di Jakarta ini, jangan lupa bawa kamera buat kalian yang hobi fotografi. Selain bisa mengenal lebih dekat Indonesia yang sesungguhnya (baik itu sejarah, karya seni, flora & fauna, atau apapun itu), menurut gue dengan kita berkunjung ke musuem kita juga membantu keberlangsungan hidup museum itu sendiri, sehingga tidak terlupakan oleh perkembangan zaman dan dapat terus eksis sampai generasi selanjutnya. Karena, kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan warisan sejarah bangsa ini ? jadi, Ayo Ke Museum ! J

Jumat, 08 November 2013

Aku, Waria, Mantan Pecandu dan Tuhan

sesak dada ini
benar-benar sesak dada ini
setelah kubaca catatan harian bersama ini tiga kali
dengan hati, dengan hati-hati

seperti sepuluh tangan telah menampar aku berkali-kali
perih…sungguh perih
tapi entah senyumku hanya mampu mengembang dengan rapi
setiap kali tamparan keras itu bersentuhan dengan pipi

jurus, mantra atau jampi-jampi apa yang telah digunakan dalam catatan penuh sihir ini
seakan-akan membangunkan aku dari mati suri
mimpi hidup dalam alam yang kubangun sendiri
kerajaan paling sempurna, kerajaan yang tidak pernah kalah

aku mengatur sesenggukan dengan not-not yang sudah tak lagi beraturan
aku hanya ingin suara tangisku tak didengar orang
walau beberapa pasang mata sudah menatapku setengah bingung
karena sedihku tak kunjung turun menurun

tidak pernah kukenali siapa yang menyimpan catatan ini
karena dari sampulnya hanya bertuliskan catatan persahabatan kami
aku, waria, mantan pecandu merindu Tuhan
mungkinkah ketinggalan atau memang sang pemilik meninggalkannya untuk pelajaran

aku memperbaiki kerudung panjang yang sudah lima tahun menjadi sahabatku
sahabat yang tidak pernah mengingatkan aku tentang pentingnya bersifat malu
aku hanya dipenuhi dengan kebanggaan karena dia sahabatku
yang menutup auratku, tidak lebih dari itu

aku membenci keakuanku

ketika dulu kupilih sahabat yang harus sama seperti aku
saat aku memberi aturan yang jadi sahabatku harus punya nilai lebih dari aku
tidak mau peduli dengan mereka yang tidak punya ilmu
dan najis jika harus bersahabat dengan homo, waria, perlacur apalagi mantan pecandu

sadarku menatapku
mencemooh kesombonganku
menyumpahi sok suciku
melaknati keberadaanku

ampunku berlutut
maafku bersujud
maluku berkata
sadarku berbicara

sahabat bukan hanya kepentingan
sahabat bukan karena aku bisa dapat keuntungan
tapi sahabat adalah berbagi
dan sahaabt adalah pengingat jika kelalaian menyelimuti diri

kembali kurapikan kerudung yang ikut malu menjadi bersahabat dengan aku
kemudian mendekatiku dengan wajah yang begitu ragu

kau sudah terlena sahabatku atas kesempurnaan yang kau miliki
dan kau hanya menjadikan aku sebagai sampah yang tidak punya arti
seharusnya kau sedikit tahu diri
bahwa dari dulu aku tak ingin bersahaabt dengan manusia yang tidak punya hati

maafkan aku kerudungku
beri aku kesempatan untuk menata kembali niatku

karena aku bukan manusia jika aku tidak berubah
karena aku bukan manusia jika tidak memperbaiki yang salah

SELESAI…

Selasa, 22 Oktober 2013

Berawal dari "POS RONDA"

Ada suatu keresahan yang timbul di benak gue, ketika beberapa waktu lalu gue liat dengan mata kepala gue sendiri ada sebotol “MIRAS” alias Minuman Keras berdiri dengan tegaknya di sebuah pos ronda sekitar lingkungan rumah gue, dan itu terjadi pas siang hari, kira-kira menurut kalian pantes nggak siii, sebuah pos ronda yang seharusnya menjadi tempat buat menjaga keamanan lingkungan sekitar, eehh... malah digunakan buat tempat barang-barang yang nantinya bisa memicu keributan di lingkungan sekitar, dan parahnya lagi itu terjadi pas “siang hari”, waktu dimana banyak nya warga sekitar yang lalu-lalang lewat depan pos ronda tersebut, mulai dari ibu-ibu, anak-anak SMA, SMP, sampe pelajar SD.

Waktu itu rasanya gue mau langsung aja “ngerubuhin” pos ronda, biar gak digunakan buat tempat naro barang-barang haram tersebut, tapi gue mikir panjang juga sii, kalo pos rondanya gue rubuhin, Pertama, nanti gak akan ada lagi “basecamp” buat warga baik-baik yang dapet giliran ronda malam, Kedua, gue bisa langsung kena omelan sama Pak RT setempat, dan akan berdampak pada kesulitan gue nantinya buat perpanjang KTP, hehehe, Ketiga, kalo sampe Pak RT ngadu ke Orang Tua gue, maka tamat lah sudah riwayat gue, hiks..hiks..hiks..

Maka dari itu gue mengurungkan niat buat ngerobohin itu pos ronda, tapi bukan berarti gue diem gitu aja, pas dirumah gue cerita sama Babe gue tentang apa yang udah gue liat di pos ronda, tau nggak respons Babe gue setelah denger cerita gue ??? Beliau bilang “Kalo gitu besok biar babe yang bilang sama kordinator warga sini”, legaaa banget dapat jawaban yang positif dari Babe, hilang sudah semua kekhawatiran yang hinggap di kepala, denger-denger sii kata Babe gue di pos ronda itu emang sering banget yang suka pada “teller”, udah beberapa kali ditegur sama warga sekitar, tapi tetep aja mereka nggak kapok-kapok.

Well...  keesokan harinya gue pulang lewat jalan yang kemarin,dan gue udah gak menemukan lagi botol minuman haram tersebut di pos ronda. Sumringah lah gue saat itu, batin gue, kayanya Babe gue yang paling ganteng sukses neh “ngelobby” Pak RT nya, hehehe. Sampai di rumah buru-buru gue samperin Babe dan langsung tanya ke beliau “Kaya nya kemaren sukses yaa Be, laporan ke Pak RT nya???” terus beliau jawab “Nggak bisa dibilang sukses juga”, “hah??!!! maksudnya gimana Be ???, “sempet terjadi ketegangan juga, waktu pak morinho (kordinator warga di lingkungan gue) minta pos ronda ditutup aja, karena memang udah sering banget ditemukan botol bekas minuman keras disekitar pos ronda, tapi pak RT tetep ngotot pos ronda nggak boleh ditutup, karena itu fasilitas warga buat yang dapet giliran ronda malam”, “terus akhirnya gimana Be ???” tanya gue yang masih KEPO, “Yaudah, akhirnya diambil jalan tengahnya, pos ronda masih diizinkan berdiri, tapi dengan syarat, harus dijaga kebersihan dan kenyamanannya, terus kalau terjadi sesuatu yang bisa menggangu keamanan warga, pos ronda nya bakal dipindah, plus hansip-hansip yang biasa pada mangkal disitu bakal dilaporin ke pihak berwajib, kalau kedapatan membiarkan orang-orang yang “teller” tersebut membuang botol-botol minuman keras tersebut disekitar pos ronda, dan lingkungan sekitar RT sini”. Begitulah penjelasan dari Babe gue.

Gue yakin kalian juga pasti ngerasa kesel dan nggak puas sama jawaban yang disampaikan sama babe, tapi mau bagaimana lagi, Usut punya usut, Pak RT di lingkungan rumah gue itu nggak berani merobohkan pos ronda itu, karena pos ronda itu udah di “backup” sama salah satu Forum yang terkenal seantero Jakarta, selain itu dia sempet ngejelasin juga kalo pos ronda itu, udah bukan daerah kewenanggannya lagi, mengingat letak pos ronda itu emang di perbatasan antara RT tempat gue tinggal sama RT lainnya, (gak cuman negara doang kan yang punya perbatasan, RT juga ada dong daerah perbatasannya, hehehe).
Walaupun Pak RT udah ngejelasin alasan-alasan kenapa dia gak bisa ngerobohin itu pos ronda, dan berjanji akan menindak tegas jika ada yang dengan sengaja membuang botol–botol MIRAS disekitar pos ronda, tapi tetep aja gue ngerasa belum puas sama alasan-alasannya. Harusnya sebagai pemimpin yang terpilih beliau bisa bertindak tegas, dan berani melawan orang-orang yang mem-”Backup” pos ronda tersebut, sekalipun mereka berasal dari Forum besar yang terkenal.

Nah... karena pengalaman di lingkungan sekitar rumah gue itulah, gue berminat banget ikutan Training Of Traineers Gerakan Nasional Anti Miras #TOTGeNAM Batch II yang diadain di Rumah Damai milik Uni Fahira Idris yang sekaligus Founder dari Gerakan Nasional Anti Miras. Awalnya gue juga nggak tahu kalo ada komunitas semacam ini, tapi berkat informasi dari salah satu dosen di kampus gue, akhirnya gue ikutan jadi Pejuang Anti Miras (sebutan buat relawan anti miras). Banyak banget dehh pengalaman + pengetahuan yang di dapet dari #TOTGeNAM ini, gue juga jadi makin “SEMANGAT” buat mensosialisasikan GeNAM, biar para generasi muda Indonesia mampu membangun Negara kita ini dengan Jiwa yang bebas MIRAS & MINOL...

Okee,, berharap banget artikel yang gue tulis ini bisa bermanfaat buat kalian para pembaca, meskipun hanya sekedar berbagi pengalaman, hehehe... tentunya kritik & opini kalian amat sangat gue harapkan, agar untuk kedepannya artikel yang akan gue tulis selanjutnya akan jauh lebih baik lagi dari yang sekarang, terimakasih atas waktu kalian.... J (‘o’v)


@windakartika_

Senin, 14 Oktober 2013

virus "SNSMNBB"

Amat sangat sulit untuk memulai, tapi kalau sudah ketemu celahnya, wuuiiihh gak bakal bisa berhenti dehh, nah lohh !!! ada yang bisa tebak ??? Jawabannya bukan makanan, bukan minuman, bukan juga suatu tempat, apalagi nama orang. Ini semacam “virus” yang bisa menimpa siapa saja, tetapi bukan berarti nggak bisa disemubuhin, obatnya nggak dijual di apotik, di RS ternama, bukan juga di dukun beranak, apalagi di warung tegal, hehehe...

Namanya virus “Susah Nulis Sekali Mulai Nggak Bisa Berhenti” panjang yaa namanya, maklumlah virus ini bukan kaya virus penyakit pada umumnya, yang penangkalnya kudu di import segala dari luar, bisa dibilang virus SNSMNBB ini termasuk virus lokal, yang cuman ada di Indonesia, hehehe... penangkalnya juga gak perlu import-import segala, cukup bawa korban ke perpustakaan/toko buku terdekat, biarkan ia mencari ide sesuai dengan keinginannya, setelah itu sediakan sarana & prasarana yang dibutuhkan, lalu tinggalkan ia sendiri dan biarkan ia bereksplorasi dengan “ide-ide” yang didapatnya, setelah itu beres deh...

Tapi kita juga harus tahu ciri-ciri orang yang mulai terserang virus ini, agar kita tidak tertular dan bisa melakukan pertolongan pertama pada orang yang terserang virus SNSMNBB ini, ciri-ciri yang ditimbulkan oleh korban adalah :

Pertama, dia akan selalu menghindar jika diberi tugas yang ada sangkut pautnya dengan hal-hal yang berbau “tulisan & ide”, berbagai macam alasan akan dia utarakan untuk menghindar dari tugas mematikan tersebut, mulai dari “sorry yaa, listrik dirumah mati, jadi gak sempet ngetik”. Atau “pas gue baru mau nulis, pulpen gue abis, mau beli ditoko deket rumah, tokonya abis kena puting beliung”, sampe “lagi laper nehh, makanya kehabisan ide buat nulis, traktir dulu deh biar idenya langsung ngalir”, (berhati-hatilah jika berhadapan dengan orang seperti ini, karena kemungkinan besar akan membuat dompet anda terserang KanKer stadium 4, hehehe...).

Kedua, orang tersebut akan berusaha untuk melakukan pengalihan tugas ke orang lain, dan biasanya disertai sanjungan berlebihan yang dialamatkan kepada orang yang dituju, dengan harapan untuk kesuksesan pengalihan tugas tersebut, kalimat-kalimat “klasik” yang sering diucapkan misalnya “Bro/Sist, gimana kalo lo yang ngerjain “paper” gue, secara lo kan orang paling cerdas seantero Jabodetabek, kapasitas kosakata lo juga udah ngelebihin “mbah guugel”  gue yakin banget deh, kerjakaan kaya gini mah sejam juga kelar kalo lo yang ngerjain, okee”.
Atau dengan kalimat-kalimat memelas, dengan harapan orang yang dituju merasa iba padanya, example :
Korban         : “gue kayanya bakal dikasih nilai F di matkul ini,”
Sasaran       : “emang kenapa bro??? Kok bisa??”,
Korban         :“iya gue gak ada waktu buat ngerjain tugas mengarang seribu kata
                     dari dosen itu, maklumlah pagi-pagi aja gue udah sibuk nyabutin
                     rumput di pekarangan pake pinset, belom lagi harus nyiapin sarapan
                     buat sapi-sapi dihalaman belakang, pulang kampus gue udah harus           
                     ngepelin jalan raya buat dipake balap liar, yaahhh mau gimana lagi,
                     namanya juga nasib”, (sambil pasang muka pasrah, mata berkaca-kaca)
Sasaran       : “lo kasian banget yaa, yaudah gimana kalo tugasnya biar gue aja
                      yang ngerjain, biar beban lo berkurang,”
Korban         : “beneran lo mo bantu  gue ???” (pasang tampang terkejut berasa
                       ketiban harta karun)
Sasaran       : “iyaa, gue serius kok, gue kasian sama lo”.
Korban         : “ya ampun lo manusia paling baik yang pernah gue temuin di dunia
                       ini, thanks banget yaa, gue gak akan pernah lupain jasa-jasa lo,
                       gue bakal anggep lo sebagai pahlawan tanpa tanda jasa buat gue”,
                      (lohh...!!!)

Waspadalah jika anda bertemu dengan orang yang mempunyai gelagat seperti diatas, bisa-bisa anda menjadi sasaran empuk bagi mereka yang terserang virus, jadi... waspadalah... waspadalah... waspadalah... hehehehe

Ketiga,  ciri-ciri terakhir orang yang terjangkit virus ini adalah, ia akan terlihat putus asa, dan mulai berusaha mencari wangsit dengan berbagai macam cara, mulai dari puasa 30 hari (yang satu ini bisa memberikan efek bahagia buat si dompet, hehehe), menghindari keramaian dengan cara bersemedi dikaki gunung, hingga mengunjungi tempat keramat sarang ilmu pengetahuan, (dimana lagi kalau bukan di perpustakaan, hehehe...).

Setelah menempuh berbagai macam cara, dan melewatinya dengan bercucuran keringat plus air mata, sampailah ia pada titik dimana munculnya suatu “ide” sebagai bahan untuk ia mengerjakan ‘’tulisannya”, nah kalau sudah sampai pada titik ini, biasanya korban tidak akan ingat apa-apa, yang ia kerjakan hanyalah fokus pada tulisan yang ia kerjakan, ia akan merasa bahwa dunia ini cuman dia yang memiliki, yang lainnya cuman ngontrak... mulai tidak peduli dengan lingkungan sekitar sampai-sampai gak ngerasa kalo udah 3 hari 2 malem mantengin laptop,nggak mandi berhari-hari, gak tidur-tidur sampai ngalahin orang yang lagi ronda, tampang udah kaya zombie, badan tinggal tulang dan kulit, mulai terserang amnesia stadium awal (udah mulai lupa hari, tanggal, bahkan lupa kalo harus ngampus,ckckck....)


Apa anda pernah bertemu dengan orang yang mempunyai ciri-ciri seperti itu ??? atau mungkin, malah anda salah satu korban yang terserang virus tersebut ???, saran saya sebaiknya anda segera periksakan diri ke dokter terdekat, dan tanyakan padanya toko buku mana yang sedang mengadakan diskon besar-besaran alias “big sale”, jadi anda bisa langsung membeli beberapa buku sebagai sumber ide tulisan anda sekaligus obat penangkal dari virus SNSMSBB , selain itu secara tidak langsung anda telah menyayangi dompet anda, hehehe... semoga bermanfaat dan tetaplah jaga kesehatan dan kondisi fisik serta mental anda, karena “dibalik tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”, tetapi “di balik ide yang padam virus SNSMNBB akan selalu mengintai...” Wuahahahaha... (‘o’v)

Jumat, 17 Mei 2013

SAKSI BISU “SUMPAH ABADI PARA PEMUDA INDONESIA”



Berdiri diatas tanah seluas 1.284 m , dengan luas bangunan 550 m, Museum Sumpah Pemuda diresmikan pada tanggal 20 Mei 1974. Terletak di Jalan Kramat Nomor 106 Jakarta Pusat, museum ini mempunyai misi untuk membina para generasi muda, setidaknya itu terlihat jelas dari koleksi-koleksi yang ada di dalam museum ini. Mulai dari foto-foto, lukisan, patung-patung para tokoh, teks informasi, beberapa diorama,dan benda-benda koleksi lainnya. Tak banyak orang yang menyadari keberadaan museum tersebut, meskipun banyak orang yang lalu lalang disekitar museum, kalau bukan karena sebuah “Plang” yang bertuliskan “Museum Sumpah Pemuda” tentu tidak banyak orang yang menyadari bahwa didalam bangunan yang lebih mirip dengan rumah tinggal ketimbang sebuah museum tersebut, terdapat saksi bisu perjuangan para pemuda Indonesia dalam menyatukan pandangan untuk memerdekakan Indonesia.

Pemuda, merupakan tonggak utama kemajuan suatu negara, tanpa adanya pemuda yang mampu berjuang untuk memajukan negaranya, maka negara tersebut tidak akan pernah bisa menjadi negara yang maju. Begitupula dengan negara kita tercinta Indonesia, negara yang memiliki beribu-ribu pulau, mulai dari sabang sampai merauke memiliki berbagai macam jenis suku bangsa dan budaya, tapi siapa sangka pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda Indonesia ke II seluruh pemuda di tanah air berani mengucap sumpah untuk persatuan negara tercinta Indonesia, yang sekarang dikenal dengan nama “Sumpah Pemuda” yang berisi :

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Berikut teks asli keputusan Kongres Pemuda ke II yang terpasang didinding museum, bersebelahan dengan diorama saat WR. Soepratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya menggunakan biolanya.

  
Berseberangan dengan teks keputusan Kongres, ada sebuah diorama berukuran mini, yang menggambarkan suasana saat kongres pemuda dilakukan, ini dia gambarnya :

meskipun ini merupakan diorama kecil yang menggambarkan situasi pada saat Kongres Pemuda Indonesia Ke II berlangsung, namun terlihat jelas bagaimana semangat para putra dan putri indonesia untuk ikut andil dalam kongres pemuda tersebut, mereka sangat antusias untuk bersatu padu menyelaraskan tujuan bersama, yaitu bersatu untuk kemerdekaan dan kemajuan bangsa Indonesia. 


Menuju kehalaman belakang terdapat sebuah monumen yang diberi nama “Monumen Persatuan Pemuda 1928” diresimikan pada tanggal 23 Oktober 1994 oleh Menteri Pemuda dan Olahraga pada saat itu Bapak Hayono Isman. 


 Monumen berbentuk tangan yang mengepal, seolah-olah menggambarkan semangat perjuangan yang tak pernah padam, dibawah nya tertulis isi dari Sumpah Pemuda yang mampu membangkitkan kembali rasa nasionalisme kepada siapapun yang membacanya.



Saat saya mengunjungi museum sumpah pemuda, beberapa waktu yang lalu, saya sempat mengabadikan beberapa tokoh yang ada dalam museum tersebut beserta informasi yang terpasang di masing-masing tokoh tersebut, chek this out ... !!!


Biola yang dipakai oleh WR Supratmant saat memperdengarkan lagu Indonesia Raya di acara Kongres Pemuda Indonesia ke II, yang sekarang menjadi lagu Kebangsaan Indonesia.
WAGE RUDOLF SOEPRATMAN, Lahir di : Purworedjo, Jawa Tengah, 19 Maret 1903.
Pendidikan : Pormal School.
Aktivitas Menjadi Guru Bantu, Pendiri Black & White Jazz Band 1920, Wartawan, Pencipta lagu Indonesia Raya.
Beliau Wafat di : Surabaya, Jawa Timur, 17 Agustus 1938.



MR. SARTONO, Lahir di Wonogiri, 5 Agustus 1900,
Pendidikan : Universitas Leidend. 
Aktivitas : Anggota P.I Nederland, P.I Bandung, Anggota PNI Bandung. 
Beliau Wafat pada tahun : 1968




M. HATTA, Lahir di Bukit Tinggi, 12 Agustus 1902,
Pendidikan : ELS, MULO, PHS, HNS. 
Aktivitas : Anggota JSB, P.I Nederland, P.I Bandung,PNI.
Beliau Wafat pada tanggal : 14 Maret 1980



R. KACA SUNGKANA, Lahir : Pamekasan Madura, 24 Oktober 1908
Pendidikan : Rechts Hooge School di Belanda. 
Aktivitas : Pendiri Jong Indonesia di Bandung, Sekretaris Kongres Pemuda II Tahun 1928




PROF. MR. SOENARYO, Lahir di Madiun Jawa Timur, 28 Agustus 1902,
Pendidikan : Universitas Leiden(Belanda) Desember 1925. 
Aktivitas : Sekretaris II PI di Belanda, Pemimpin Kepanduan NPO, Ketua Federasi Kepanduan "PAPI"
Beliau Wafat pada tanggal : Jakarta, 18 Mei 1997




M.ROCHJANI SOE’OED, Lahir : Jakarta, 1 November 1906
Pendidikan : Rechtschool Jakarta1927
AKTIVITAS : Anggota Jong Java, JIB, Pemuda Kaum Betawi, Panitia Kogres Pemuda II 1928





J LEIMANA, Lahir di AMBON. 
Pendidikan : MULO, STOVIA. 
Aktivitas : Jong Ambon, Anggota Panitia Kongres Pemuda II tahun 1928.











Berkeliling ke Museum Sumpah Pemuda merupakan hal yang paling tepat untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme dalam diri para pemuda Indonesia, sudah seharusnya kita sebagai generasi penerus bangsa mewarisi semangat persatuan antar pemuda, tanpa harus memandang adanya perbedaan ras, suku, atau agama sekalipun. Para pahlawan muda kita telah berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan harmoni persatuan bagi putra dan putri Indonesia agar kelak, dimasa mendatang kita para generasi penerus mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju karena semangat dan prestasi para pemudanya dalam membangun negara tercinta Indonesia.. :)
HIDUP PEMUDA INDONESIA .... !!!! :D

* Yang mau beri komentar Monggo.. :D
* Jika anda ingin berdiskusi dan membahas artikel ini, follow @windakartika_